Sejak 2016, Honda DBL sudah mengadopsi aturan respect the game. Pada musim ini, sistem tersebut akan diterapkan jika ada sebuah tim yang tertinggal dengan margin 15 poin. Tim yang unggul wajib bertahan di dalam two point area. Sehingga tim yang tertinggal punya kesempatan mengejar poin.
Basketball Operations DBL Indonesia, Muhammad Iqbal mengatakan, respect the game bertujuan mengembangkan dan menumbuhkan partisipasi olahraga bola basket. Sistem tersebut memaksa tim tetap berpikir untuk menang, tapi mereka juga harus menghormati tim lawan.
“Jadi, dengan adanya respect the game, setiap tim diharapkan tak hanya mengincar kemenangan dengan margin besar saja. Sebab itu tidak baik secara permainan maupun bagi mental para pemain,” ujar Iqbal.
Bukan hanya berdampak pada teknik permainan, respect the game juga berpengaruh terhadap psikologis tim. Coach character building DBL Academy, Bagus Putra Wahyu mengatakan, respect the game bisa menempa mental juara tim yang sedang unggul.
Kata Bagus, respect the game bisa mendorong pelatih maupun pemain menerapkan analisa SWOT. “Ini berlaku bagi tim yang unggul atau yang sedang tertinggal. Dengan begitu mereka bisa mengupgrade kemampuannya ke level selanjutnya,” ujar coach Bagus.
Dia mencontohkan ketika ada tim yang unggul harus bertahan di two poin area karena menjalankan respect the game. Kata Bagus, tim tersebut otomatis akan mengevaluasi defense mereka. “Misalnya bagaimana caranya agar tetap bisa menjaga margin. Atau mungkin mereka bisa cari strategi mencari cela menyerang di saat bertahan,” jelasnya
Sebaliknya, tim yang sedang tertinggal juga merasakan efeknya. Tim itu bisa mendapatkan peluang menyerang. Ketika mendapatkan peluang menyerang, tentu hal itu berdampak pada mental para pemainnya. Yang mungkin sempat drop karena tertinggal jauh. “Jadi, tim yang tertinggal akan terpacu mencari problem solving agar bisa mengejar ketertinggalannya,” terang coach Bagus.
Apa yang disampaikan coach Bagus diamini pelatih SMAN 1 Jogjakarta, Agung Budi Raharjo. Menurutnya, sistem respect the game memiliki banyak kelebihan. Baik untuk tim yang menyerang maupun tim yang bertahan. Selain memberikan kesempatan mengejar ketertinggalan, tim yang unggul juga bisa mendapatkan berbagai macam evaluasi dari sistem ini. Sehingga kemampuan tim pemain, tim, maupun pelatih otomatis akan terupgrade.
Agung mencontohkan, ketika ada tim yang unggul sedang bertahan. Tim itu sebenarnya lemah dalam rebound. Nah, tentu tim yang tertinggal bisa lebih mudah mengeksplorasi bawah ring guna mengejar ketertinggalannya. “Inilah kenapa menurut saya sistem ini sangat bagus diterapkan. Terutama di level pengembangan seperti SMA,” tutupnya.(*)